5 Hari di Scotland



Kami mengunjungi Scotland pada 16-20 Maret 2019 yang lalu.  Ya, ini cerita lama yang tertunda. Kami berangkat ke London, UK pada tanggal 16 Maret 2019 menggunakan penerbangan Royal Brunei dari Bandar Seri Begawan Brunei tanpa transit menuju London Heathrow Terminal 4 UK. Kami tiba di London Heathrow sekitar jam 8 pagi setelah menempuh penerbangan selama kurang lebin 16 jam. Seharusnya kami tiba sekitar jam 6 pagi akan tetapi keberangkatan kami mengalami keterlambatan.



Kami memang sudah memutuskan untuk menggunakan kereta api dari satu kota ke kota lainnya di UK sehingga kami sudah membeli BritRail Pass sebelum keberangkatan kami ke UK. Memang perjalanan menggunakan kereta api lebih lama dibandingkan dengan menggunakan pesawat terbang. Dengan pertimbangan ingin melihat dan menikmati pemandangan, maka kereta api merupakan pilihan yang tepat. BritRail Pass ini memang berlaku untuk wisatawan asing yang akan mengunjungi UK akan tetapi memang harus dibeli sebelum keberangkatan. Harga per perjalanannya jauh lebih murah. Ada beberapa paket pilihan termasuk masa berlaku tiket yang bervariasi. BritRail Pass ini berlaku untuk semua kereta api yang menggunakan jalur National Railway sehingga sudah termasuk tiket Heathrow Express yang juga menggunakan National Railway dari bandara ke tengah kota London (Paddington Station). Sehingga sesaat sebelum menaiki Heathrow Express kami hanya tinggal membeli Oyster Card saja, sebagai kartu untuk moda tranportasi tube, over ground train, dan bus di dalam kota London karena dari Paddington Station kami masih harus melanjutkan perjalanan menuju King's Cross Station untuk menuju Edinburgh, Scotland. BritRail tiket yang kami terima sebelum keberangkatan, harus divalidasi saat pertama kali digunakan dan kami memvalidasinya di King's Cross Station--tidak perlu divalidasi saat menaiki Heathrow Express, cukup diperlihatkan ke petugas saja kalau kami menggunakan BritRail Pass untuk menaiki Heathrow Express. 

Foto 1 Di dalam Heathrow Express menuju Paddington Station. Foto 2 Di dalam tube dari Paddington Station menuju St. Pancras Station. Foto 3 Di depan King's Cross Station. Foto 4 lift yang diperuntukkan bagi disable dan yang membawa travel luggage dari St Pancras menuju King's Cross Station. Foto 5 Signage King's Cross Station yang menuju ke arah peron dengan tujuan Scotland.
Suhu udara di London saat itu sekitar 14 derajat Celcius, cukup dingin bagi kami yang terbiasa tinggal di negara tropis.

Foto 1 Minuman dan makanan yang dijual di dalam kereta api LNER. Foto 2 Saat memasuki daerah Duns-Grantshouse masih bersalju. Foto 3 Darlington Station yang bangunannya terbuat dari bata dengan kualitas yang bagus. Foto 4 Interior kereta api LNER kelas ekonomi yang disertai layar informasi waktu ketibaan di stasiun berikutnya. Foto 5 Di kawasan pegunungan Eyemouth yang  masih  diselimuti salju.  Foto 6 Daerah Berwick-upon-tweed-Spital dengan pemandangannya yang indah ke arah Samudera Atlantik. Foto 7 Kota Durham dengan castlenya yang dibangun pada tahun 1072 dan masih berdiri kokoh sampai saat ini. Foto 8 Suasana pedesaan di Widdrington dengan wind turbine nya. Foto 9 Salah satu jembatan yang indah di  Berwick-upon-tweed-Spital.
Perjalanan dari London menuju Edinburgh ditempuh selama lebih kurang 6 jam menyusuri kota-kota sepanjang pantai timur England dan berhenti di beberapa stasiun. 

Hari Ke-1

Setibanya di Edinburgh, setelah check-in kami langsung mencari makan malam dengan melewati Victoria Street--pertokoan yang terkenal dengan jalanannya yang curve dan menurun serta warna warni bangunannya dengan arsitektural yang tak kalah indah. Kami menikmati makan malam di Laila's, restoran mediteranian di Cockburn Street tidak jauh dari Victoria Street.
Saat tiba di Edinburgh, cuaca hujan dan kurang bersahabat. Suhunya mencapai 3 derajat Celcius.  Rupanya malam sebelumnya turun salju, itu sebabnya dalam perjalanan menuju Edinburgh di kereta api tadi, kami masih melihat beberapa daerah tertutup salju. Resepsionis menyapa kami dengan mengatakan kami datang di hari yang buruk, dingin bersalju. Dan pengalaman yang tidak terlupakan adalah adanya fire false alarm sesaat kami sampai hotel setelah makan malam. 

Hari Ke-2

Radisson Collection Hotel di mana kami  tinggal selama di Edinburgh.  
Sebetulnya dari hotel kami, walking distance ke Edinburgh Castle, Prince Garden, Princes Street, museum dan tempat wisata lainnya di kota tua.  Akan tetapi karena kami tidak tahu, ada beberapa tempat yang kami kunjungi dengan menaiki taksi. Pada hari kedua ini, kami melakukan city tour dengan Rabbie's. Dilanjutkan melihat kota Edinburgh dari Calton Hill dan menyempatkan mengunjungi pertokoan di sepanjang Princes Street sambil menikmati sunset. 

Hotel The Scotsman yang kami lewati dalam perjalanan menuju Rabbie's Cafe di mana bus city tour bermula. 

Patung Adam Smith tidak jauh dari hotel kami. Pintu masuk dan keluar peron yang sudah tidak digunakan disimpan di pedestrian sebagai salah satu ornamen kota.

Pemandangan menjelang sunset dari pertokoan di sepanjang jalan Princes Street ke arah Edinburgh Castle. Primark di pertokoan Princes Street. Scot Monument di dekat Prince Garden.

Sekolah ESMS yang dikenal sebagai Hogwart's School di film Harry Potter. The Elephant House yang dipercaya sebagai salah satu tempat di mana J.K. Rowling menuliskan cerita Harry Potter. Dean Village yang indah dan tetap kokoh berdiri di mana di jamannya dulu dikenal sebagai tempat pembuatan terigu untuk roti. 

Street Art Performance yang memainkan bagpipe--alat musik tiup khas Scotland dengan baju tradisi Scotland.

Street art performance yang mengikat dirinya dengan rantai dan
berusaha untuk melepaskan dirinya  dalam waktu yang ditentukan.


Topshop Topman di Princes Street. UK iconic, telephone cube dan red bus.

Calton Hill

Pemandangan dari Calton Hill, bisa melihat Arthur's Seat, kota dan laut Atlantik. Di kejauhan masih terlihat pegunungan yang puncaknya tertutup salju.
 Hari Ke-3

Hari ketiga kami melakukan perjalanan ke Highlands masih dengan mengikuti paket tour dari Rabbie's. Berkumpul di Rabbie's Cafe, bus menunggu di ujung jalan yang berlawanan dengan cafe. Perjalanan seharian penuh ini terasa masih kurang lama karena keindahan alamnya. Melewati pegunungan Glencoe, melewati berbagai danau atau loch, menikmati pemandangan di Loch Ness Fort Augustus, makan siang di Monster Fish and Chips--yang porsinya ternyata sangat besar bisa untuk 2-3 orang, menikmati Laggan Dam, dan berhenti di beberapa kota seperti Callander juga Pitlochry--yang terkenal dengan kedai-kedai es krimnya. 

Loch Ness di Fort Augustus

Laggan Dam

Glencoe

Pitlochry, Callander, Fort William, Clifton

Bridge of Orchy, Queen Elizabeth Forest Park, Callander, Killin

 Hari Ke-4

Di hari yang keempat kami mengunjungi The Royal Yacht Brittania  di Leith dan setelahnya mengunjungi Edinburgh Castle.

The Royal Yacht Brittania

The Royal Yacht Brittania

Edinburgh Castle


Hari Ke-5


Tiba saatnya kami harus meninggalkan kota Edinburgh dan melanjutkan perjalanan kami menuju Bristol dengan kereta api Cross Country.  Belum puas rasanya kami di Edinburgh, masih banyak tempat yang tidak dapat kami kunjungi. Semoga di lain kesempatan kami bisa kembali mengunjungi Edinburgh dan mengeksplorasi tempat yang belum sempat kami kunjungi. Kami jatuh cinta dengan keramahan Scottish, arsitektural kotanya serta pemandangan alamnya yang indah.

Waverly Station Edinburgh

Kami berangkat dari Waverly Station, memvalidasi kembali BritRail Pass kami dan siap melanjutkan petualangan berikutnya di Bristol yang terkenal sebagai kota industri pesawat terbang--home of Concorde di Filton.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Mengolah Tapai Singkong Menjadi Bolu Yang Lezat Dan Lembut? Yuk, Intip Resepnya!

Mencoba Resep Agar-agar Marie Lapis Milo untuk Pertama Kalinya

Stonehenge, Monumen Prasejarah di Wiltshire yang Patut Kamu Kunjungi Saat Berlibur di UK