Mengunjungi Roman Bath Spa dan Parade Garden di Kota Bath, UK
Perjalanan dari Bristol Menuju Bath
Kami mengunjungi Bath pada tanggal 21 Maret 2019 pagi. Kami berangkat dari Bristol Temple Meads Station menuju Bath Spa Station dengan menggunakan kereta South Western Railway selama kurang lebih 15 menit perjalanan. Kami tetap menggunakan BritRail Pass, pass hari ketiga. Kali ini kami cukup menuliskan tanggal keberangkatan di kolom hari ketiga pada BritRail Pass, tidak perlu diverifikasi. Cukup memperlihatkan BritRail Pass saat keluar dan masuk stasiun kepada petugas penjaga pintu. Dalam satu hari, BritRail Pass ini bisa digunakan lebih dari satu kali. Hal ini sangat menghemat biaya perjalanan kami pulang pergi dari Bristol ke Bath dan perjalanan kami secara keseluruhan selama traveling di UK.
Perjalanan Menuju Roman Baths Spa
Kami sampai di Bath sekitar jam 9 pagi. Perjalanan dari Bath Spa Station menuju The Roman Baths Spa ditempuh sekitar 15 menit berjalan kaki. Kami keluar dari pintu selatan kemudian menyeberang jalan menyusuri Manvers Street. Di pojok kiri jalan terdapat Bath Luggage Storage dan di pojok kanan terdapat Royal Hotel.
![]() |
| Peta ini diambil dari booklet The Roman Baths Bath edisi Januari-Juni 2019 |
Dilanjutkan dengan menyusuri Pierrepoint Street, kami menjumpai Al-Muzaffar Mosque di sisi kiri jalan. Tepatnya berlokasi di basement Georgian Terraced House. Kami terus melanjutkan perjalanan. Di sebelah kanan jalan terdapat Hotel Indigo Bath dan St. John Evangeline's Church. Tak lama, tibalah kami di persimpangan jalan North Parade. Parade Garden yang indah terlihat dari kejauhan di sisi sebelah kanan jalan. Kami mengambil jalan ke kiri karena tujuan utama kami adalah The Roman Baths Spa. Mudah-mudahan setelah dari Roman Baths Spa masih cukup waktu untuk mengunjungi Parade Garden sebelum kami kembali ke Bristol.
![]() |
| Akses menuju Mesjid Al-Muzaffar. |
Sejarah tentang Mesjid Al-Muzaffar ini dimulai pada tahun 1970 dengan banyaknya pendatang muslim dari seluruh penjuru dunia untuk belajar di universitas yang prestisius di Bath dan ada pula yang datang untuk mencari pekerjaan. Mengingat tidak ada tempat yang memadai bagi umat muslim untuk melaksanakan ibadah shalat saat itu, maka seorang pebisnis asal Palestina bernama Diya Eddin Muhiyeddin Al-Muzaffar memperkenankan para muslim untuk melaksanakan ibadah shalat di basement rumahnya di Pierrepoint Street. Pada tahun 1980, jamaah mesjid menginginkan membeli properti di area tersebut untuk mendirikan mesjid pertama di Bath. Al-Muzaffar bersedia menjualnya setengah dari harga pasar saat itu sebesar £ 19.000 bila jamaah mampu mengumpulkan dananya. Dalam beberapa tahun, dana bisa terkumpul dan berdirilah masjid pertama di Bath yang diberi nama Al-Muzaffar untuk mengingat kebaikan beliau sebagai penyumbang terbesar dalam mendirikan mesjid tersebut. Pada tahun 1983 didirikan badan usaha yang bertanggung jawab atas keberlangsungan kegiatan mesjid.
![]() |
| Hotel Indigo dan St. John Evangeline's Church |
Kami pun melewati Abbey Hotel dan The Huntsman restaurant. Di gedung yang sama dengan The Huntsman, terdapat Tourist Information Center. Sayang saat kami sampai di sana, Tourist Information Center nya belum buka. Kami masih harus melanjutkan perjalanan sampai menemui persimpangan jalan Terrace Walk dengan York Street. The Roman Baths berlokasi di ujung jalan York Street. Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, diselingi dengan beberapa kali berfoto dan mengambil foto bangunan, akhirnya kami tiba juga di The Roman Baths di mana lokasinya berdekatan dengan Kingston Parade dan Bath Abbey. Bath Abbey merupakan gereja di era pertengahan dengan interior bergaya Victorian Gothic yang didesain oleh Sir George Gilbert Scott. Di sekeliling Kingston Parade terdapat bangku-bangku yang disediakan bagi pengunjung untuk sekedar duduk melepas lelah. Christmas Market pun biasanya diadakan di Kingston Parade ini.
![]() |
| Kingston Parade |
The Roman Baths Spa
Pengunjung bisa dengan mudah menjumpai information center dan penjualan tiket sesaat setelah memasuki pintu masuk. Interior yang sangat detail, membuat kami berdecak kagum. Plafon berbentuk kubah menambah gagah interior dan membuat suasana interior terasa luas. Information center serta penjualan tiket berada di bawah kubah tersebut. Wow, menakjubkan! Tidak menyia-nyiakan waktu, kami pun segera menghampiri petugas penjualan tiket dan bertanya mengenai harga tiket masuk. Kali ini kami tidak membeli tiket secara online. Petugas menyapa kami dengan ramah dan menjelaskan dengan detail mengenai harga tiket dan promo tiket yang sedang berlangsung saat itu. Kami memutuskan untuk membeli tiket promo museum saver family ticket with 2 adults sebesar £70 yang harganya sudah termasuk untuk mengunjungi The Roman Baths, Fashion Museum, dan Victoria Art Gallery. Sayang sekali, kami tidak sempat mengunjungi Fashion Museum dan Victoria Art Gallery. Padahal Victoria Art Gallery letaknya tidak jauh dari Parade Garden yang akan kami kunjungi selanjutnya. Pada saat kami berkunjung di musim semi, The Roman Baths buka dari jam 09.00 sampai jam 17.00 dan harus keluar dari museum paling lambat jam 18.00. Info lebih lanjut mengenai The Roman Baths bisa ditelusuri di laman ini.
![]() |
The Great Bath
|
Setelah melakukan pembelian tiket, kami dipinjamkan sebuah alat pendengar yang menginformasikan tentang The Roman Baths. Di beberapa titik terdapat papan informasi yang dilengkapi dengan sebuah nomor. Nomor itulah yang kita tekan di tombol alat pendengar. Informasi tentang tempat tersebut pun bisa kita dengarkan. Audionya terdapat dalam beberapa bahasa. Bahkan flyer info singkat mengenai The Roman Baths ini ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia. Senangnya!
Sejarah Singkat The Roman Baths
Berikut sedikit informasi yang didapat dari flyer tersebut. Ada tiga sumber mata air panas di kota Bath. Titik tertinggi di tempat ini, di Roman Sacred Spring (Mata Air Suci Romawi) yang berasal dari kedalaman sekitar 3.000 m. Air yang berasal dari tempat ini mengandung 43 macam mineral dan mengalir dengan debit air sekitar 1.250.000 liter setiap hari pada suhu yang konstan di 46,5℃. Di sekitar mata air panas inilah, tempat pemandian dan kuil Romawi dibangun.
Spa orang Romawi di Bath (Aquae Sulis) didirikan setelah invasi bangsa Romawi ke Inggris pada tahun 43 M. Dari catatan sejarah, kita bisa mengetahui bahwa tempat ini didirikan pada tahun 75 M. Tempat ini dinamakan sesuai dengan nama dewi musim semi bangsa Celtic, Sulis, yang disamakan dengan dewi Romawi yang bernama Minerva. Sebuah area berkubah yang menjadi tempat kuil Sulis Minerva terletak di sisi utara Mata Air, dan di sisi selatannya, sejumlah tempat pembersihan dan pemandian kuratif dibangun. Mata air suci ini mempunyai dua kegunaan utama. Tempat ini menjadi titik penyembahan utama, di mana persembahan kepada dewi Sulis Minerva dilemparkan, dan juga sebagai tempat penampung yang memasok pemandian dengan air panas. Tidak ada orang yang berani untuk berenang di tempat yang suci ini.
Setelah kepergian bangsa Romawi, kuil dihancurkan dan pemandiannya dirobohkan serta dikubur. Pemandian Raja dibangun pada abad ke-12 dan terletak tepat di atas mata air suci ini. Pada abad ke-18, minum air spa merupakan tren yang popular dan ruang pompa dibangun di samping pemandian raja. Penemuan kembali struktur pemandian Romawi kuno terjadi pada awal abad ke-18, namun ukuran dan skala situsnya saat itu belum dipahami secara pasti. Baru pada tahun 1880-an, sebagian besar tempat Pemandian Romawi ini digali dan skala sebenarnya dari tempat ini baru terungkap.
The Roman Baths Tour
Kami diarahkan ke lantai atas di mana kami bisa melihat pemandian utama, The Great Bath. Pemandian utama mendapat pasokan air mineral panas dari mata air. Di sekeliling pemandian utama ini terdapat tangga hingga ke dasar pemandian dengan kedalaman kurang lebih 1,6 m yang sampai saat ini dasar kolam itu masih tertutup oleh bahan timah orang-orang Romawi. Orang-orang Romawi membangun sebuah ruangan melingkar bebentuk tong di atasnya. Di kedua sisinya, ada ceruk yang bisa digunakan oleh para pengunjung tempat pemandian untuk duduk dan bicara, jauh dari hiruk pikuk di tempat pemandian.
Kami kembali diarahkan ke gedung utama untuk selanjutnya melihat benda-benda yang dipamerkan dari peninggalan bangsa Romawi. Benda-benda khusus utama yang harus diperhatikan adalah Kepala Gorgon dari kuil, kepala perunggu dari dewi Sulis Minerva, dan temuan yang digali dari mata air suci. Terdapat pula altar dan batu nisan yang mencatat pengunjung militer dan sipil ke spa dari seluruh Kekaisaran Romawi.
Terdapat pula maket pemandian di abad 1M, abad 4M, dan sesuai dengan kendisi yang ditemukan saat ini. Ada batu yang duşusun menyerupai tempat tidur untuk melakukan spa. Ada alat-alat yang dipergunakan untuk membangun pemandian pada masa itu. Pengunjung pun bisa melihat film tentang pemandian ini di jaman Romawi kuno.
![]() |
| Batu tempat orang Romawi dahulu melakukan spa dan massage. |
![]() |
| Koin-koin yang ditemukan di reruntuhan The Roman Baths dari masa ke masa |
Kunpulan koin-koin ini sangat menarik perhatian. Membayangkan ke tahun saat pembuatan koin-koin itu, membuktikan betapa tingginya peradaban bangsa Romawi. Sangat detail! Gambar dan tulisan yang tertera pada koin tersebut masih sangat jelas. Seperti melihat koin masa kini hanya saja dengan jauh lebih tipis dengan bentuk lingkaran yang tidak begitu sempurna.
![]() |
| Saluran tempat masuknya air panas dari sumber alami ke the Great Bath. |
Limpahan air dari mata air ini dialirkan ke pemandian utama. Terlihat uap yang terjadi dari mata air yang panas ini. Bau berbagai mineral yang dikandungnya pun tercium di area ini. Pengunjung bisa menikmati air spa siap minum di tempat yang disediakan. Atau bisa juga menikmatinya di restoran The Pump Room sambil menikmati hidangan dan minuman segar lainnya. Di lidah saya, air spa terasa sekali kandungan mineral di dalamnya. Menurut saya, seperti tercium bau belerang walau sedikit sekali.
![]() |
| Suasana di tepi pemandian utama. Pemandu menjelaskan mengenai The Roman Baths dengan durasi sekitar 30-40 menit. |
Kami kembali ke luar bangunan untuk melihat The Great Bath dari dekat. Pengunjung memang antusias mendengarkan penjelasan pemandu. Pemandu mengedarkan beberapa foto saat penggalian kembali situs ini. Sebetulnya ada satu hal lagi yang menunjukkan betapa tingginya peradaban Romawi selain koin-koin yang ditemukan. Dari foto di atas, bisa dilihat pipa di lantainya. Pipa tersebut terbuat dari timah peninggalan bangsa Romawi kuno. Pipa tersebut digunakan untuk mengalirkan air dari mata air suci menuju ke pemandian di sisi timur. Sambungan las antar pipanya bisa dibilang cukup rapi untuk teknologi jaman itu.
![]() |
| The Pump Room yang berada di Stall Street |
The Pump Room, dinamakan demikian karena di ruangan itu air dipompa untuk dialirkan ke pemandian raja di sebelahnya. Saat ini ruangan sudah dialihfungsikan sebagai restoran. Setelah selesai tour The Roman Baths, para pengunjung diarahkan menuju ke restoran ini untuk sekedar sarapan, makan siang, atau afternoon tea. Pengunjung bisa juga memilih untuk langsung ke luar bangunan dari pintu yang berbeda. Pengunjung akan keluar dari Stall Street di mana sepanjang jalan itu terdapat stall makanan. Stall Street dibangun oleh John Palmer pada tahun 1790 dan pada dekade pertama abad 19. Di sepanjang jalan ini pun terdapat banyak pertokoan, termasuk toko suvenir.
Parade Garden
Kami kembali menyusuri York Street untuk menuju ke Parade Garden. Kami beristirahat sejenak di The Real Ice Cream, menikmati secangkir kopi dan teh sambil makan waffles dengan berbagai topping. Nuansa interiornya dominan pink dengan beberapa tulisan dan gambar yang mengilustrasikan kenyamanan ice cream dan waffles yang disajikan.
Setelah selesai menikmati waffles, kami menuju Parade Garden. Leaflet mengenai Parade Garden bisa dijumpai di sini. Parade Garden, taman berbentuk segitiga, berbatasan dengan River Avon, North Parade, Pierrepoint Street, dan Grand Parade. Tiket masuk untuk dewasa sebesar £ 2 sedangkan untuk anak-anak sebesar £ 1. Anak di bawah 5 tahun dan pemegang discovery card bisa menikmati taman ini secara gratis. Pembangunan taman ini dimulai di abad ke-18.
![]() |
| River Avon dengan view ke arah Pulteney Bridge |
Yang mengasyikkan dari taman ini adalah pemandangan ke arah River Avon. Gemericik air yang melimpah ke bendungan kecil di tengah sungai, membuat suasana lebih alami. Bendungan ini pertama kali dibuat pada tahun 1600-an untuk menghindari banjir menggenangi kota Bath. Kembali dibangun pada sekitar tahun 1770-an, membuat bentuk V-nya menjadi semakin tegas. Di era itu juga dibangun pintu air untuk mengontrol aliran air.
Pulteney Bridge terlihat sebagai background dalam foto di atas. Selesai dibangun pada tahun 1774, didesain oleh Robert Adam dengan Palladian Style. Yang menarik dari jembatan ini adalah terdapat pertokoan di sepanjang kedua sisinya. Jembatan ini merupakan satu dari empat jembatan di seluruh dunia yang memiliki pertokoan di sepanjang kedua sisinya. Nama jembatan itu diambil dari nama seorang anggota parlemen, Frances Pulteney.
![]() |
| Xylem Statue yang diresmikan pada 30 Juni 2014. |
Xylem Statue yang terdapat di Parade Garden ini didesain oleh Maureen Hosien yang kala itu berusia 68 tahun yang mengambil part time courses di City of Bath College. Patung yang terbuat dari bahan stainless steel ini berdiri tegak setinggi 150 cm. Patung ini dibuat dalam rangka memperingati 50 tahun partisipasi komunitas Bath in Bloom dalam pencapaian hortikultural dan tanggung jawab komunitas terhadap lingkungan sekitar.
Setelah puas menikmati dan berfoto di Parade Garden, kami kembali menyusuri Pierrepoint Street dan Manvers Street menuju Bath Spa Railway Station untuk kembali ke Bristol. Taman-teman bisa melihat video perjalanan sehari kami di Bath pada link ini atau klik video berikut. Selamat berpetualang bersama kami di The Roman Baths dan Parade Garden kota Bath!














Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan Anda di sini ya. Pesan akan ditampilkan setelah melalui proses moderasi terlebih dahulu. Terima kasih sudah meninggalkan pesan di sini.