Yuk, Kepoin Menu Sehari Sahur dan Berbuka ala Melayu Brunei Favorit Kami
Setelah 9 tahun tinggal di Kuala Belait, Brunei, lidah kami pun sudah mengikuti selera masakan lokal Melayu Brunei.
Tidak terasa ya Ramadan 1441 H sudah memasuki 10 hari terakhir. Semoga teman-teman semua makin bersemangat ya menjalankan ibadah puasanya. Walau tahun ini ibadah puasa dijalani di tengah pandemik Covid-19, tapi banyak sekali hikmah yang didapat yang bisa mendekatkan diri kepada Sang Pencipta juga semangat berbagi dengan umat-Nya.
Nah, kali ini Mama Ugi ingin berbagi cerita tentang menu favorit kami. Saking favoritnya, menu ini disajikan selama berpuasa. Bisa dijadikan menu sahur dan enak juga dong dijadikan menu berbuka. Menu masakan Melayu ini sebetulnya bisa dijumpai juga di Malaysia. Namun, mama baru mengenalnya sejak tinggal di Brunei. Tastenya itu lo, cocok di lidah kami.
Nah, apa saja nih menu favorit kami--keluarga Dida? Yuk, simak cerita mama berikut.
Ayam Kurma
Ayam kurma ala Mama Ugi. |
Jadi, saat kami pindah ke Brunei tahun 2009 lalu, alhamdulillah kami dipertemukan dengan jiran di depan rumah sewa kami. Rupanya Nek Han--begitu biasanya kami menyapa beliau, sangat pandai memasak. Apapun masakan yang dibuat Nek Han sangat nyaman dan cocok di lidah kami. Salah satunya ya ayam kurma ini.
Kalau flashback ke masa itu, di saat kami baru saja pindah, Novan baru berusia 5 tahun dan Laras baru 2 tahun. Mama Ugi belum pandai memanage waktu dan urusan domestik. Seringkali urusan masak terasa sulit sekali. Mama sering bergumam, "Masak apa ya yang cepat dan mudah?" Namun tiba-tiba bel rumah berbunyi. Nek Han mengantarkan makanan kepada kami. Alhamdulillah Ya Allah, Engkau menjawab doa mama. Nek Han mengantarkan ayam kurma.
Pada awalnya mama mengira ayam kurma itu ayam dengan rempah kari yang diberi potongan kurma. Rupanya ayam kurma ini mirip dengan opor ayam tapi dimasak dengan bumbu yang berbeda. Mama sih menyebutnya ayam opor versi Brunei.
Saking seringnya Nek Han memberi kami ayam kurma, dan ternyata cocok rasanya di lidah kami, maka kami menominasikan ayam kurma Nek Han ini the best! Ayam kurma yang dijual di kedai-kedai makan itu, masih kalah rasanya dengan ayam kurma Nek Han.
Singkat cerita, tiba masanya kami harus pindah rumah. Kami pasti akan merindukan ayam kurma Nek Han. Maka pada suatu hari, mama memutuskan untuk belajar memasak ayam kurma. Berikut resepnya.
Resep Ayam Kurma
Kalau mama ditanya, sebetulnya saja sih bumbu-bumbu untuk membuat ayam kurma itu? Jujur mama sendiri tidak tahu. Selama ini mama tinggal membeli bumbu ayam kurma dalam kemasan saja. Ada yang berupa serbuk dan ada yang berupa pasta. Banyak dijual di supermarket dan kedai runcit. Ada juga yang dijual di pasar. Nah, kalau beli di pasar, kata Nek Han, beli saja $1, cukup untuk 1 ekor ayam.
Resep ayam kurma ala Nek Han. |
Kali ini mama menggunakan bumbu ayam kurma merk Liza's buatan Malaysia. Satu cup bumbu tersebut cukup untuk 1 ekor ayam. Mama menambahkan:
1 sdm kerisik
300 ml air
100 ml santan
100 ml susu carnation
3 sdm susu kental manis
1 sdm kecap manis
1 sdm perasan lemon
1 buah bawling bombay, diiris
Walaupun rasanya belum bisa menyamai ayam kurma buatan Nek Han, mama cukup puas, akhirnya bisa memasak ayam kurma sendiri.
Sayur Pucuk
Sayur pucuk buatan Nek Han. |
Sayur pucuk ini sebetulnya mirip dengan sayur lodeh. Jujur, mama belum pernah membuat sendiri sayur pucuk ini. Mama sudah pernah meminta resepnya kepada Nek Han tapi belum pernah belajar langsung. Papap sangat suka dengan sayur pucuk ini so mama merasa harus bisa masak ini. Alhamdulillah, selang dua hari dari mama menanyakan resep, Nek Han malah mengantarkan sayur pucuk untuk berbuka puasa.
Berikut resep yang diberikan Nek Han, takarannya disesuaikan saja ya dengan selera masing-masing. Namun rasanya sih agak berbeda dari lodeh. Persamaannya ya sama-sama gurih cenderung asin gitu. Oya, pucuk itu adalah kembang tahu ya teman-teman. Saat pertama kali mendengar kata sayur pucuk, mama ga ngerti sama sekali apa sih pucuk?
Resep Sayur Pucuk Masak Lemak
3 siung bawang merah
3 stung bawang putih
1 sdm ebi
1/3 sdt terasi
1 buah cabe merah
kunyit secukupnya
asam secukupnya
air secukupnya
santan secukupnya
garam secukupnya
penyedap--bila diperlukan
1 lembar kembang tahu, direndam dulu
3 lembar jamur kuping
1 buah wortel
2 buah kacang panjang
1 buah kentang
kol secukupnya
Caranya :
- Bawang merah, bawang putih, ebi, terasi, cabe merah, dan kunyit diblender sampai halus.
- Tumiskan bumbu tersebut kemudian masukkan air dan santan.
- Masukkan wortel dan kentang, masak sampai hampir empuk.
- Masukkan kembang tahu, jamur kuping, kol, dan kacang panjang.
- Beri asam, garam, dan penyedap.
- Koreksi rasanya.
Cendol Hj. Metali
Cendol Hj. Metali |
Nah, kalau ini ya menu takjil yang jadi favorit kami di bulan puasa kali ini. Kami masih belum bisa move on dari yang manis-manis untuk menu takjil. Mama mendapatkan info mengenai cendol Haji Metali ini dari seorang sahabat yang menceritakan kalau ini cendol ter the best yang pernah dia coba. Kepo dong mama, apanya nih yang best, cendolnya itu sendiri atau rasa kuah cendolnya? Mama pernah juga mencoba cendol lainnya yang menurut mama sudah cukup enak dibandingkan dengan cendol yang mama pernah coba. Namun, rasa penasaran akan cendol ini membuat mama mencarinya, berbekal share location dari sahabat mama. Perjuangan mencari cendol ini pun dimulai, kami menuju Bandar Seri Begawan, 120 km dari tempat kami tinggal untuk membelinya.
Cendol ini ukurannya besar-besar dan rasanya kenyal, berasa cendolnya seperti cendol di Bandung yang terkenal itu lo, Cendol Elizabeth atau Cendol Queen Elizabeth. Kuahnya ada 2 pilihan rasa, kuah gula melaka alias gula merah dan kuah gula putih. Kami membeli cendol berkuah gula melaka. Menurut kami pas rasa santannya dan pas pula rasa manisnya. Gula merahnya tidak banyak, tapi cukup terasa di lidah ada rasa gula merah. Mama sih merasa seperti ada susunya sedikit. So, di lidah mama, rasanya cukup mirip dengan salah satu varian Cendol Queen Elizabeth. Penampakan kuah cendol yang cenderung berwarna kehijauan memang membuktikan kalau gula merah tidak banyak dan menurut mama sih diberi air daun pandan juga ya. Tercium juga ada wangi pandannya.
Nah, sekian cerita mama kali ini. Menceritakan 3 menu favorit di atas saja membuat tais liur mama keluar. Apa menu favorit teman-teman selama puasa kali ini? Yuk, ceritakan di kolom komentar!
Tulisan ini mama buat untuk meramaikan #TantanganBlogging komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis periode bulan Mei 2020.
Komentar
Posting Komentar
Silakan tinggalkan pesan Anda di sini ya. Pesan akan ditampilkan setelah melalui proses moderasi terlebih dahulu. Terima kasih sudah meninggalkan pesan di sini.