Stonehenge, Monumen Prasejarah di Wiltshire yang Patut Kamu Kunjungi Saat Berlibur di UK


Pertama kali Mama Ugi mendengar kata Stonehenge, tidak terbayangkan  tempat wisata seperti apa Stonehenge itu. Walau jelas dari namanya--yang terjemahannya adalah batu yang menggantung, tetap tidak terbayangkan seperti apa. Setelah browsing, barulah tahu bahwa Stonehenge merupakan monumen bebatuan megalitikum yang disusun berbentuk lingkaran.

Rupanya review dari beberapa  website yang Mama Ugi kunjungi menyebutkan bahwa Stonehenge merupakan objek wisata yang patut dikunjungi karena nilai sejarahnya. Wah jadi makin penasaran dong dengan Stonehenge dan memutuskan harus masuk dalam itinerari liburan ke UK Maret 2019 lalu.  

Sejarah Stonehenge

Stonehenge merupakan monumen prehistorik yang paling dikenal di Eropa. Terletak di Dataran Salisbury, Wiltshire sekitar 2.5 jam perjalanan dari kota London. Saking megahnya, Stonehenge bisa terlihat dari kejauhan beberapa kilometer sebelumnya. Stonehenge dibangun selama beberapa ratus tahun. Batu pertama berdiri pada 5000 tahun sebelum masehi. Kemudian bebatuan unik disusun berdiri membentuk lingkaran pada jaman neolitikum sekitar 2500 tahun sebelum masehi. Stonehenge mengalami beberapa kali perubahan dan perubahan terakhir dibuat sekitar 1500 tahun sebelum masehi di jaman perunggu. Di jaman ini pulalah mulai dibangun pekuburan di sekitarnya.

Tidak diketahui secara pasti untuk apa Stonehenge dibangun. Akan tetapi kemungkinan besar untuk kepentingan beribadah. Ada juga ahli sejarah yang memiliki bukti kuat bahwa situs ini merupakan tanah pekuburan. Pada tahun 1960, astronom Gerald Hawkins berpendapat bahwa kluster bebatuan megalitikum tersebut berfungsi sebagai kalender, dengan beberapa titik yang berbeda yang berkaitan dengan fenomena astrologi yaitu titik balik matahari, ekuinoks, dan gerhana. Dan ada pula ahli sejarah yang memercayai bahwa situs ini sebagai tempat penyembuhan penyakit karena adanya bluestone yang dipercaya mempunyai efek menyembuhkan.


Panah yang mengarah ke Stonehenge,  menunjukkan bayangan matahari saat midwinter sunset.

Letak Bebatuan di Stonehenge 

Pada sekitar 2500 tahun sebelum masehi, bebatuan diletakkan di tengah monumen. Ada dua jenis batuan yang digunakan. Batuan yang besar menggunakan jenis sarsen sedangkan batuan yang kecil menggunakan jenis bluestones. Sarsen diletakkan dalam dua pengaturan yang konsentris yaitu berbentuk tapal kuda di bagian dalam dan lingkaran di bagian luarnya. Bluestones diletakkan di antaranya dalam bentuk lengkungan berganda.



stonehenge
Bebatuan sarsen dilihat dari dekat.

Sekitar 200-300 tahun kemudian, bluestones disusun kembali menjadi bentuk tapal kuda. Earthwork Avenue juga dibangun pada masa ini, meaghubungkan monumen dengan Sungai Avon. 

Kegiatan terakhir yang diketahui dari radiokarbon adalah antara 1800-1500 sebelum masehi yaitu berupa penggalian di sekitar batu dua cincin lubang konsentris--yang disebut lubang Y dan Z. Tujuannya untuk menata ulang batu-batu yang tidak pernah selesai.

Bagaimana Bebatuan Tersebut Didirikan? Dari Mana Bebatuan Tersebut Berasal?

Pertanyaan yang umum terlintas adalah kok bisa ya bebatuan sebesar itu berdiri tegak? Cara apa ya yang dilakukan orang di jaman neolitikum dulu untuk menyusun bebatuan itu? Terbayang kan, jaman neolitikum dulu alat yang digunakan pasti masih simpel ya dan teknologinya masih sederhana. 

Nah ternyata monumen pertama yang didirikan, dibuat dengan cara menggali parit berbentuk lingkaran terlebih dahulu. Penggalian menggunakan alat sederhana seperti tanduk rusa. Kemudian menumpuk kapur untuk membuat tepi dalam dan luar. Di dalam parit ada cincin yang terbuat dari 56 kayu atau batu. Monumen itu digunakan sebagai tempat kremasi selama beberapa ratus tahun.

Pada sekitar 2500 tahun sebelum masehi, monumen bertransformasi dengan adanya pendirian batu di tengah monumen. Seperti yang sudah disebutkan di atas, bebatuan yang digunakan ada 2 macam yaitu bebatuan besar menggunakan sarsen dan bebatuan kecil menggunakan bluestones. Sarsen merupakan jenis bebatuan pasir yang secara alami mudah ditemui di seluruh Inggris selatan. Sebagian besar arkeolog percaya bahwa bebatuan ini dibawa dari  Marlborough Downs sekitar 32 km jauhnya. Masih ditemui di sekitar site bebatuan sarsen yang tidak diketahui pasti asalnya dari mana. Rata-rata beratnya 25 ton dengan beban terberat adalah Batu Tumit seberat 30 ton. 

Bluestones adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada bebatuan yang lebih kecil di Stonehenge. Bebatuan ini berasal dari Bukit Preseli di barat daya Wales. Meskipun bebatuan ini tidak tampak biru warnanya, bebatuan itu memiliki semburat kebiruan saat basah atau baru pecah. Beratnya berkisar antara 2-5 ton.

Sebagian arkeolog percaya bluestones dibawa oleh pergerakan glaciers. Namun sebagian lagi percaya bebatuan ini diangkut dengan adanya usaha manusia. Bagaimana bebatuan ini diangkut dari tempat sejauh lebih dari 250 km tidak diketahui. Dipercayai diangkut dengan jaringan air melalui sungai dan diangkut di atas tanah. 

Sedangkan batu altar terbuat dari sejenis batu pasir berwarna merah berasal dari Senni Beds di selatan Wales.

Untuk mendirikan bebatuan, digali lubang tanah dengan kemiringan tertentu. Bagian belakangnya dilapisi oleh susunan kayu. Batu kemudian ditempatkan pada posisi yang sudah disediakan itu untuk kemudian ditarik dengan menggunakan tali yang terbuat dari tanaman. Mungkin juga dibantu oleh kerangka kayu berbentuk huruf A. Kemudian setelah batu berdiri, lubang diisi oleh pecahan bebatuan sebagai penguatnya. Platform kayu mungkin juga digunakan untuk menaikkan ambang horisontal ke posisinya. Tahap terakhir adalah membentuk pasak untuk memastikan lubang pasak bisa  masuk pada ambang horisontal.


Perjalanan Kami Menuju Stonehenge

Kami mengunjungi Stonehenge pada tanggal 22 Maret 2019. Kami memang merencanakan mengunjungi Stonehenge dari Bristol. Sebetulnya waktu tempuh dari Bristol menuju Salisbury hampir sama bila dibandingkan dengan waktu tempuh dari London menuju Salisbury. Asumsinya sama-sama menggunakan kereta, waktu tempuhnya sekitar 1.5 jam.

Kami sudah membeli tiket online sebelumnya di site The Stonehenge Tour. Kami memilih paket tour keluarga lengkap yang termasuk mengunjungi Stonehenge, melihat Old Sarum, dan mengunjungi Salisbury Cathedral. 

Bus yang mengantarkan kami menuju Stonehenge berhenti di dua tempat yaitu di Stasiun Kereta Salisbury dan di tengah kota Salisbury sebelum akhirnya mmbawa kami langsung menuju Stonehenge terlebih dahulu. Dari Stonehenge, tour dilanjutkan menuju Old Sarum untuk kemudian kembali ke kota Salisbury untuk mengunjungi Salisbury Cathedral

Ada jadwal kedatangan dan keberangkatan bus baik dari stasiun kereta, Salisbury, Stonehenge, dan Old Sarum. Jadwal kedatangan dan keberangkatan ini membuat lamanya kunjungan lebih fleksibel. Ada estimasi berapa lama waktu yang diperlukan untuk menikmati tempat-tempat tersebut sehingga bisa disesuaikan dengan ritme kami. Kami pun mencoba untuk mengatur jadwal harus mengambil bus jam berapa saja.

Sayangnya, kami pada akhirnya hanya bisa menikmati Stonehenge saja karena keterbatasan waktu. Di Old Sarum kami tidak turun karena tidak sesuai dengan jadwal bus berikutnya yang akan membawa kami kembali menuju Salisbury. Tiba di Salisbury pun sudah terlalu sore dan kami belum makan siang sehingga kami memutuskan tidak mengunjungi Salisbury Cathedral.

Bristol - Salisbury Station

Kami berangkat ke Salisbury dengan menggunakan kereta dari Bristol Meads Temple Station. Perjalanan menuju Salisbury Station ditempuh dalam waktu selama kurang lebih 1 jam 15 menit. Kami masih menggunakan BriTrail Pass dan ini adalah penggunaan BriTrail Pass kami yang ke-4. BriTrail Pass ini verifikasi penggunaannya per hari ya teman-teman. Jadi dalam satu hari bisa berkali-kali digunakan untuk rute yang berbeda. Hanya saja kali ini cukup kami yang menuliskan tanggal penggunaan BriTrail Pass tersebut. Cukup perlihatkan tiket ini saat memasuki dan keluar stasiun kepada petugas yang berjaga di pintu masuk dan keluar. 

Setibanya di Salisbury, kami menuju ke waiting bay di mana bus The Stonehenge Tour akan membawa kami. Sayang sekali, sesampainya di sana, rupanya bus sebelumnya baru berlalu beberapa menit. So, kami terpaksa harus menunggu kedatangan bus berikutnya kurang lebih selama hampir satu jam lamanya.  Keterlambatan ini disebabkan saat keluar dari hotel, kami tidak menjumpai sebuah taksi pun yang bisa mengantar kami menuju stasiun kereta. Kami memutuskan menggunakan bus menuju stasiun, tapi bus yang akan kami tumpangi pun mengalami keterlambatan setengah jam dari jadwal yang tertera.


Saat menunggu bus yang akan mengantar kami menuju Bristol Meads Temple Station.

Oya, tadi di dalam stasiun, begitu keluar dari kereta, terdapat vending machine snek dan minuman. Novan dan Laras sangat hepi melihatnya. Kami pun memutuskan membeli beberapa snek dan minuman sebagai bekal seandainya kami tidak menjumpai makanan halal di sepanjang tour kali ini.

Salisbury Station - Salisbury - Stonehenge

Akhirnya bus yang ditunggu-tunggu pun datang. Bus double decker berwarna hijau muda dengan tulisan The Stonehenge Tour yang besar di badan bus. Kami pun mengantri dengan teratur ke dalam bus. Sopir bus menanyakan tiket yang kami miliki dan menginput datanya ke dalam sebuah display yang tersedia. Ada juga wisatawan yang membeli tiket langsung di tempat. 



Bus The Stonehenge Tour yang mengantarkan kami ke Stonehenge, Old Sarum, dan Salisbury.

Novan dan Laras memilih untuk duduk di atas  paling depan. Orang tua di bawah sajalah, capek naik turun tangganya. Anak-anak lebih menikmati sepanjang perjalanan menuju Stonehenge karena viewnya yang memang lebih bagus dilihat dari tempat mereka duduk.

Bus berhenti terlebih dahulu di kota Salisbury untuk memberikan kesempatan wisatawan yang sudah membeli tiket dan menunggu di Salisbury. Bus berhenti sekitar 10 menit kemudian berangkat menuju Stonehenge. Perjalanan dari stasiun Salisbury menuju Stonehenge ditempuh dengan total waktu sekitar 33 menit. Sepanjang perjalanan, mata dimanjakan oleh hamparan padang rumput yang hijau dan peternakan domba. Rumah-rumah yang dilewati sepanjang jalan pun cantik-cantik arsitekturalnya. Terlihat dengan jelas rumah-rumah khas Inggris. Masih banyak rumah dan bangunan lainnya yang berfasade batu bata diekspos. Halaman depan yang tidak berapa luas tetapi memiliki halaman belakang yang luas.


Tempat bus berhenti di Salisbury untuk mengambil wisatawan yang menunggu di sini.

Setibanya di Stonehenge, sopir bus menukarkan voucher ke kaunter kemudian membagikannya kepada kami. Kami menukarkan voucher tersebut dengan tiket masuk. Dari tempat drop off bus, kami berjalan kaki menuju tempat penukaran tiket. Kemudian kami menuju ke waiting bay bus yang akan membawa kami ke situs. Tiket diperlihatkan kepada petugas sebelum menaiki bus. 

Akses menuju situs bisa dilakukan dengan berjalan kaki. Jarak dari sini menuju Stonehenge sekitar 2.4 km. Di antara ticketing counter dan situs terdapat hutan dan wisatawan boleh meminta sopir bus untuk barhenti di sini, memasuki hutan dan mengeksplor sebentar di dalamnya. Hutannya bukan hutan yang padat dengan pepohonan lo. Hutannya lebih seperti hutan yang ada di film Robinhood, bukan hutan yang terlalu luas dan jarak antar pohon berjauhan.  

Selain pemandangan hutan, hamparan rumput pun terbentang luas. Sejauh mata memandang, situs dikelilingi oleh hamparan padang rumput. Kami bisa melihat jalan raya menuju situs ini di kejauhan. Stonehenge pun sudah terlihat dengan megahnya dari sini.



Tiket masuk ke Stonehenge.


Bus berhenti di waiting bay dan dari sini kami masih harus berjalan kaki menuju Stonehenge. Terdapat papan informasi singkat mengenai sejarah Stonehenge. Rupanya ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi selain Stonehenge yang merupakan situs bersejarah juga. Rasanya kalau ingin melihat semuanya, di Stonehenge saja bisa seharian.

Kami berjalan mengelilingi Stonehenge dengan guide dari alat dengar yang kami dapat saat menukarkan tiket. Dari alat tersebut kami dipandu berdasarkan nomor dan ketika nomor tersebut ditekan maka diceritakanlah informasi tentang situs yang dimaksud. Satu per satu kami mengitarinya berdasarkan nomor yang tertera di situs. Ada hal yang menarik perhatian, banyak peternak yang melepaskan dombanya di sekitar situs. 



stonehenge
Stonehenge

Domba yang sedan makan di sekitar monument Stonehenge.

stonehenge
Stonehenge dari arah yang berbeda.

Tentu saja para wisatawan tidak lupa untuk mengabadikan moment indah di sini dengan selfie berlatarkan bebatuan megalitikum Stonehenge. Mama Ugi asyik memperhatikan bebatuan-bebatuan itu. Entah mengapa, bebatuan terlihat indah di mata mama. Bebatuan sarsen yang menjulang tinggi, batu yang menggantung horisontal, sungguh tidak dapat dibayangkan bagaimana proses membuat batu-batu itu berdiri.

Mama sangat tertarik dengan informasi yang tersedia di situs mengenai penggunaan Stonehenge sebagai kalender. Terdapat panah yang menginfokan posisi matahari dan bayangan yang dihasilkan bebatuan di waktu midwinter sunset. Seperti jam matahari kira-kira konsepnya. Takjub dengan manusia jaman itu yang bisa membuat sistem kalender itu sebagai info pergantian musim dari bayangan sinar matahari yang mengenai bebatuan itu. 

Setelah puas mengelilingi dan menikmati Stonehenge, kami kembali ke ticketing area di mana terdapat restoran, museum yang berisi benda-benda yang ditemui dari situs ini, contoh rumah jaman neolitikum, dan toko suvenir. Tidak lupa kami pun mengembalikan alat dengar di sini. 




Contoh rumah jaman neolitikum

Setelah hampir 3 jam kami berada di sini, kami memutuskan untuk segera menuju ke Old Sarum dan menunggu kedatangan bus berikutnya.

Stonehenge - Old Sarum

Perjalanan menuju Old Sarum ditempuh selama kurang lebih 15 menit. Kami melewati jalan yang berbukit dan berbelok. Namun pemandangannya sangat indah. Rumah-rumah di sepanjang jalan menuju Old Sarum pun bagus. Rumah-rumah khas pedesaan. Bahkan banyak dijumpai farmer's house yang luas dengan kandang kudanya.

Sesampainya di akses masuk menuju Old Sarum, sopir bus menginfokan bahwa Old Sarum bisa dicapai dengan berjalan kaki. Karena Old Sarum terletak di atas bukit, jalanannya menanjak, kami harus melewati jembatan kayu.Rasanya kami tidak sanggup untuk kembali tepat waktu untuk bisa mengejar kedatangan bus selanjutnya. Jadi kami memutuskan untuk tidak melihat Old Sarum. 

Old Sarum merupakan salah satu situs yang paling memikat dan paling penting dalam sejarah yang terletak di Inggris Selatan. Uniknya, Old Sarum menggabungkan kastil kerajaan dengan katedral dalam benteng pada Jaman Besi. Selama 150 tahun menjadi pusat pemerintahan sekuler dan gerejawi.  Baik kastil maupun katedral tidak diduduki dalam waktu lama : pada tahun 1226 katedral dipindahkan ke Salisbury (New Sarum) meskipun kastil tetap menjadi pusat pemerintahan sampai dengan abad ke-14. Namun Old Sarum tetap hidup, terkenal sebagai 'wilayah busuk' yang terus memilih anggota parlemen sampai tahun 1832.

Oleh karena kami tidak melihat Old Sarum, kami tidak memiliki dokumentasi fotonya. 

Old Sarum - Salisbury

Dari Old Sarum menuju ke Salisbury ditempuh dalam waktu kurang lebih 10 menit. Setibanya di Salisbury, sopir bus menginformasikan akses masuk menuju Salisbury Cathedral. Berarsitekturkan Gothic, katedral ini menyimpan naskah asli Magna Carta yang dibuat pada tahun 1215.

Magna Carta adalah hasil dari perselisihan antara Paus, Raja John, dan baronnya atas hak-hak raja: Magna Carta mengharuskan Raja untuk membatalkan beberapa hak dan menghargai beberapa prosedur legal, dan untuk menerima bahwa keinginan raja dapat dibatasi oleh hukum. Magna Carta adalah langkah pertama dalam proses sejarah yang panjang menuju ke arah pembuatan hukum konstitusional.

Oleh karena kami pun tidak mengunjungi katedral ini, maka kami  tidak memiliki dokumentasi foto-fotonya. Foto di bawah ini adalah jalan menuju North Gate yang sisi kiri dan kanan jalannya dipenuhi oleh pertokoan. North Gate adalah gerbang utama menuju Salisbury Cathedral. Dari sini menuju katedral bisa ditempuh dengan 5 menit berjalan kaki. Terdapat patung Edward VII di bagian atas lengkungan North Gate ini. North Gate berada di antara katedral dan High Street di mana terdapat banyak pertokoan di Salisbury.



Salah satu area pertokoan di Salisbury. Di ujung jalan ini merupakan akses menuju
ke Salisbury Cathedral yang melalui North Gate. Pintu gerbangnya adalah pintu batu yang melengkung.
Atap katedral sudah terlihat dari sini.


Seharusnya kami pun mengunjungi cathedral ini. Namun kami urungkan niat kami karena belum makan siang padahal saat itu waktu sudah menunjukkan hampir jam 3 sore hari. Bus terakhir dari kota Salisbury menuju ke station adalah jam 5.14 sore.  Perlu diingat jadwal bus berbeda tiap musimnya ya teman-teman. Jangan sampai ketinggalan bus seperti kami. 

Setelah urusan perut terpenuhi, kami pun menikmati kota Salisbury sambil shopping beberapa barang di sana. Pertokoan di kota ini tidak kalah menariknya dengan yang ada di kota lainnya di Inggris.




Area pertokoan di jalan yang menuju ke arah katedral. Toko buku Waterstones ini menjadi favorit Novan dan Laras.
Mama Ugi suka dengan gaya arsitektural bangunan di Salisbury. Lantai bebatuan pedestrian pun menjadi ciri khas
pertokoan di Salisbury. 


Kami makan siang di restoran fast food mungil yang menyajikan ayam goreng ala-ala KFC. Restoran ini halal, mama menebak pemiliknya berasal dari Turki. Kami memesan 2 paket kombo.  Rupanya, porsinya sangat banyak. Kami bawa pulang saja, lumayan bisa untuk makan malam kami sehingga kami tidak perlu ke luar hotel lagi untuk mencari makan malam. Bahkan kami masih bisa memakan sisa makanan untuk sarapan keesokan harinya. Betul-betul porsi jumbo! Sayang mama pun tidak sempat mengabadikan foto si porsi jumbo ini. Foto restoran mungilnya pun terlewat.




Perjalanan Kembali Menuju Bristol

Tiba saatnya kami harus meninggalkan kota Salisbury. Kami memutuskan untuk menggunakan taksi menuju ke stasiun Salisbury karena ternyata kami terlalu asyik shopping sehingga tertinggal bus terakhir menuju stasiun. Alhamdulillah, kami sangat puas dengan perjalanan kami hari ini. Perjalanan sepanjang jalur kereta api, sama seperti sebelumnya, tetap menyajikan pemandangan yang sedap dipandang mata. 

Pemandangan di daerah Bathampton dilihat dari jendela kereta saat perjalanan kembali ke Bristol.

Teman-teman juga bisa ikut menikmati perjalanan kami di video berikut ya.



Terima kasih teman-teman sudah mengikuti perjalanan kami mengunjungi Stonehenge dan Salisbury. Nantikan kisah perjalanan kami selanjutnya di kota Liverpool ya! 


Sumber Referensi :
https://www.bbc.co.uk/bitesize/topics/z82hsbk/articles/zg8q2hv
https://www.history.com/topics/british-history/stonehenge
https://www.english-heritage.org.uk/visit/places/stonehenge/history-and-stories/history/
https://www.english-heritage.org.uk/visit/places/stonehenge/history-and-stories/building-stonehenge/
https://www.english-heritage.org.uk/visit/places/old-sarum/history/
https://id.wikipedia.org/wiki/Magna_Carta

Komentar

  1. MasyaAllah begitu indahnya. Belum sampe ke lokasi stonehenge saja sudah disajikan hamparan rumput yang segar dan nuansanya pasti sangat menyenangkan. Trims mbak infonya, Ingin rasanya Dewi ke sana jika ke UK nanti:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah, betul Dewi, hamparan rumput yang hijaunya menyejukkan. Aamiin Allohumma aamiin.

      Hapus
  2. Wah mamah yugi...jadi inget gambar desktop lomputer windows jaman dulu. Aku br ngeh itu stonehenge. Keren ya masya Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah iya ya, saya malah ga merhatiin ada desktop Stonehenge.

      Hapus
  3. Stonehenge ini gambarnya yang kalau dulu kita buka komputer jaman dulu ada gambar seperti ini. Iya bukan ya mbak🙄. Ternyata asal muasalnya dari situ ya. Baru tahu saya🤗

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Shafira pun ingatnya begitu, ada di desktop jaman dulu...hihi..saya sih suka desktop yang ada gunung dan danaunya itu lo.

      Hapus
  4. Seru sekali cerita perjalanan'y. Selain jalan-jalan dapat pembelajaran juga ttg jaman prasejarah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul banget, walau melihat ke masa neolitikum, tapi beradabannya sudah bagus.

      Hapus
  5. Wah, stonehenge. Orang mungkin bingung bagaimana jaman dulu mereka membuatnya. Tapi kabarnya jaman dulu manusia badan dan struktur tulangnya jauh lebih besar dari manusia sekarang, jadi tentunya membuat stonehenge lebih mudah ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin betul seperti itu ya Mbak. Saya pun sempat berpikir demikian, pastinya orang jaman dulu lebih tinggi besar perawakannya sehingga monumennya saja dibuat seperti itu.

      Hapus
  6. Perjalanan sejarah memang selalu menarik. Peninggalannya seperti stonehenge ini, adalah bukti sebuah peradaban. Keren lah bisa jalan-jalan begini. Selain refresh pikiran, upgrade pengetahuan juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Mbak, senang juga bisa berbagi cerita di sini. Semoga bermanfaat ya Mbak.

      Hapus
  7. Saat lagi masa di rumah aja kayak skrg ini slalu suka menikmati cerita perjalanan. Eh gak ding, bagiku emang gak pernah traveling ding. Jadi kapanpun baca cerita semacam ini cukup menghibur. Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Didoakan bisa segera traveling ya Mbak Emmy. Senang bisa membuat Mbak Emmy jalan-jalan virtual.

      Hapus
  8. Dilihat dari dekat terlihat sangat besar dan menakjubkan ya batu-batunya ini. MasyaAllah kebayang dulu bertapa sulit saat mendirikannya, apalagi jaman dulu belum ada teknologi canggih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya besar Mbak bebatuannya. Betul, memang itu yang terlintas di kepala sepanjang mengelilingi monumen itu.

      Hapus
  9. Masha Allaj seru bgt perjlnan ya bu. nonton videonya kotanya kerennya, melihat toko2 bernuansa klasik yg berjejer d spnjg jln rasanya pengen masuk k dlm. stonehange kyknya sy prnh nonton film hollywood yg latarnya stongehenge

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masyaa Allah, bener banget Mbak Nunu, asyik pertokoannya luar dalam.

      Hapus
  10. Stonehenge ini memang selalu bikin takjub dan penasaran. Kadang bikin ingat sama komik Asterix Obelix yang selalu bawa menhir. Padahal mereka beda peradaban ya hehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya si Obelix Mbak..beda peradaban tapi tetap serumpun kali ya.

      Hapus
  11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silakan tinggalkan pesan Anda di sini ya. Pesan akan ditampilkan setelah melalui proses moderasi terlebih dahulu. Terima kasih sudah meninggalkan pesan di sini.

Postingan populer dari blog ini

Ingin Mengolah Tapai Singkong Menjadi Bolu Yang Lezat Dan Lembut? Yuk, Intip Resepnya!

Mencoba Resep Agar-agar Marie Lapis Milo untuk Pertama Kalinya