Grand Launching Buku Antologi Pulih : Kisah 25 Wanita Hebat Mengatasi Masalah Kesehatan Mental

Grand Launching buku antologi Pulih besutan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) berlangsung online melalui Zoom meeting pada Sabtu, 17 Oktober 2020 lalu. Hadir selaku pembicara yaitu Mbak Widyanti Yuliandari selaku Ketua IIDN, seorang psikiater Ibu Dr Maria Rini I., Sp. KJ, dan Mbak Intan Maria Halim selaku founder Ruang Pulih. Saya merasa beruntung bisa mengikuti acara ini walau mengetahui infonya pun di detik-detik terakhir. Dimoderatori oleh Mbak Lita Widi yang selalu ramai dalam membawakan acara, kali ini Mbak Widi berhasil membawa saya hanyut menyelami isi buku antologi ini.

Bincang Pulih--Grand Launching buku Antologi Pulih, dokumentasi IIDN.


Ide Lahirnya Buku Antologi Pulih


Mbak Wid, sapaan akrab Ketua IIDN, menyampaikan bahwa ide untuk membuat buku antologi ini ada di detik-detik terakhir. Tulisan adalah jendela jiwa, begitu menurut Mbak Wid. Mbak Wid melihat banyaknya curhatan-curhatan di sosial media dari para blogger. Menurut Mbak Wid, pasti ada penyebab di balik curhatan tersebut. Mengapa malah menulisnya di sosial media dan bukan datang untuk konsultasi ke ahlinya? Kemudian muncul ide untuk menyatukan semua curhatan tersebut. Ada kerinduan akan hadirnya buku antologi yang bisa memberikan banyak hal termasuk kepada penulisnya. 

Namun ada pertimbangan lain juga, tidak semudah itu meminta para penulis untuk menceritakan kembali kisah kelam di masa lampau. Pasti akan ada yang terkorek lagi dan bahkan bisa menyebabkan emosi penulis menjadi lebih tidak stabil.  Mbak Wid tidak ingin buku ini memberikan efek negatif terhadap pembacanya. Harapannya buku ini malah bisa menjadi inspirasi bagi pembacanya. Bagaimana titik balik para penulis dalam mengatasi masalah kesehatan mentalnya. Berangkat dari sini, Mbak Wid merasa perlunya pendampingan bagi para kontributor selama proses menulis dan healing.

Mbak Wid kemudian ingat kalau Mbak Intan sudah berhasil mengatasi masa-masa kelamnya--terlihat dari status di sosial medianya yang menunjukkan Mbak Intan semakin membaik progressnya. Maka Mbak Wid menghubungi Mbak Intan menanyakan kesediaannya untuk mendampingi para kontributor dalam proses mengembalikan kesehatan mentalnya. Gayung pun bersambut, Mbak Intan bersedia memberikan pendampingan kepada para penulis buku antologi. Maka dimulailah proses antologi buku Pulih kerjasama IIDN x Ruang Pulih ini.

Penulisan antologi ini sejalan dengan program kerja Divisi Buku IIDN. Namun dalam prosesnya, tetap ada pasang surut. Proses untuk pulih itu melibatkan banyak aspek dan timing tiap orang untuk healing pun berbeda. Ada kontributor yang akhirnya berguguran karena belum siap untuk mengorek luka sehingga proses pulih terhambat. Selain itu, tentu ada kendala teknis seperti tulisan yang belum memenuhi kriteria. Dan ada pula faktor esternal lainnya yang menghambat.

Sedangkan Dr. Maria menegaskan bahwa tiap jiwa berhak atas kesehatan jiwa dan raga. Peran komunitas sangat penting dalam menjaga kesehatan mental. Manusia sebagai makhluk sosial tentu memerlukan orang lain. Apalagi seorang perempuan, secara sifat dan fisiknya saja sudah berbeda dibandingkan lelaki. Sehingga perlulah mencari komunitas yang bisa menjaga kesehatan mental dalam mengaktualisasikan dirinya. Orang-orang terdekatlah yang sangat penting dalam menjaga kesehatan mental.

Dari peran komunitas inilah IIDN tergerak untuk ikut mentaga kesehatan mental anggotanya. Buku ini pun diluncurkan dalam rangka memperingati International Mental Health Day 2020 yang jatuh pada 10 Oktober 2020 lalu. Soft launching pun sudah dilaksanakan pada tanggal 9-10 Oktober 2020 di Grup FB. 
Sayang, saya tidak bisa mengikuti acara soft launching tersebut.

Beberapa screenshot dari Grand Launching buku Antologi Pulih dalam Zoom Meeting.


 Pra Grand Launching

Ada satu aktivitas yang diberikan kepada peserta Grand Launching oleh Mbak Intan di Whatsapp Group, yaitu mewarnai mandala. Mandala ini merupakan gambar love yang disusun melingkar dan dinamakan Mandala Self-Love karena mencerminkan mencintai diri sendiri.

Mbak Indah menjelaskan bahwa mandala berasal dari India yang kemudian berkembang sangat pesat sehingga kita bisa menemukan mandala di berbagai negara. Mandala berasal dari Bahasa Sansekerta yang pada dasarnya adalah lingkaran. Identik dengan meditasi dan yoga, yaitu desain lingkaran--bagaimana alam semesta berkoneksi satu dengan yang lainnya. Bisa dikatakan mandala adalah bangunan dalam alam semesta, menenangkan pikiran orang yang melihatnya. 

Dalam mandala cinta, bagaimana dalam ekspresi lingkaran itu kita dapat mengeluarkan segala emosi yang terjadi--yang terpendam dan tidak terselesaikan termasuk mengatasi kerumitan permasalahan. Mbak Intan menjadikan terapi mandala ini untuk para kontributor buku Pulih. Alasannya diperlukan pendampingan dan memetakan permasalahan yang ada. 

Mandala Self-Love bisa dilakukan berkali-kali, setiap hari untuk melepas beberapa perasaan yang terjadi. Untuk apa warna-warna tersebut? Warna-warna itu untuk mengekpresikan diri, tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Pilih warna dan tuliskan mengapa warna itu dipilih. Warna dipakai untuk menyelesaikan atau memetakan masalah atas hal emosi yang belum beres.

Mandala yang saya warnai.


Misalnya saat saya memilih warna-warna di atas. Yang saya rasakan saat saya mewarnai adalah lebih tenang, lebih teratur, dan lebih sabar. Mengapa? Karena jujur saja, saat diminta untuk mewarnai mandala tersebut, saya sudah give up dulu, merasa bakalan lama dan bosan sehingga saya memilih brush marker untuk bisa mewarnai dengan cepat. Namun setelah selesai mewarnai, barulah menyadari bahwa ada proses untuk sabar. Gambar love yang berulang telihat sangat teratur. Saat menorehkan brush marker, saya malah merasa lebih tenang. Masalah yang terurai adalah semua work in progress saya yang berkaitan dengan warna--yaitu quilting project saya. Lesson learnt nya, semua ada proses, diperlukan kesabaran dalam menyelesaikannya. Diperlukan manajemen waktu yang lebih baik untuk lebih teratur lagi.

Setiap orang pasti punya caranya tersendiri dalam menguraikan masalah. Memiliki timing yang berbeda pula untuk menguraikannya. 

Sepenggal Kisah dari Bulu Antologi Pulih

Salah satu kisah dalam buku ini adalah kisah yang berjudul My Children, My Mood Booster. Berikut cuplikannya.

Kenangan Tentang Suami


"Dek, selamat ya bukumu terbit lagi. Coba kalau kamu punya banyak waktu luang, pasti kamu sudah menjadi penulis yang terkenal."

"Dek, terima kasih ya sudah menjadi ibu yang hebat, kamu sabar sekali menghadapi anak-anak."

"Dek, maafkan aku ya selalu merepotkanmu. Aku ingin sembuh, aku gak mau sakit lagi."

"Dek, terima kasih sudah sabar merawatku. Nanti kalau aku sudah sembuh, aku mau menemanimu jalan-jalan ke mana saja."

"Dek, kenapa gak jadi ambil S3-mu? Uangnya habis untuk terapiku ya?"

"Dek, terima kasih ya sudah rajin memasak. Tetapi kalau kamu capek, beli aja, tidak usah masak lagi biar bisa istirahat."

Suara suamiku itu selalu berbisik di telingaku. Setiap malam selalu terngiang. Sering kali malam sudah larut tetapi aku belum bisa memejamkan mataku. Terbayang kata-katanya yang teduh dan semangatnya untuk segera sembuh. Lalu rasa bersalah itu menghantam-hantam kepalaku, menyesakkan dadaku.

Aku tidak apa-apa capek Mas. Aku tidak apa-apa kurus kering. Aku tidak apa-apa gak nerbitin buku lagi. Aku gapapa ga menjadi penulis terkenal. Aku gapapa ga nerusin sekolah S3. Aku gapapa merawatmu sepanjang waktu, menemanimu berobat sepanjang hidupku. Aku gapapa Mas tetapi Mas jangan pergi. 

Titik Balik

Aku sesungguhnya terluka. 
Aku bersedih. 
Aku tak sanggup hidup sendiri.
Aku ibu yang rapuh.
Aku ibu yang tidak kuat.
Aku ibu yang tidak strong.
Aku tidak mampu mengurus keempat anakku.
Aku rapuh.
Aku selalu saja begitu yang tetap tak mampu menghadapi kenyataan.
Hingga akhirnya aku tersadar setelah anakku mengatakan bahwa ia membutuhkanku.
Ia tidak mau kehilanganku.
Setiap kesedihan itu datang, aku membayangkan anak-anakku.
Keempat anakku yang begitu pintar, sabar, dan memahamiku.
Mereka sungguh sabar menerima takdir ini.
Kenapa aku tidak bisa?

Writing is healing.
Waktu memang tak pernah menyembuhkan luka.
Namun waktu menemaniku melalui semua lukaku dan semua rasa kehilanganku.
Aku mensugesti diriku untuk bangkit, untuk sembuh, dan untuk kuat.
Aku banyak membaca buku tentang healing.
Aku bergabung dengan komunitas ibu tunggal yang mana aku bisa mengetahui banyak kisah.
Ternyata masih banyak wanita yang lebih menderita daripada aku.
Aku juga mengikuti banyak seminar, pelatihan, dan apapun tentang healing.
Aku juga berkonsultasi dengan pakarnya tentang apa yang sebaiknya aku lakukan agar aku bisa segera move on dan tidak terpuruk.

Salah satu saran yang aku terima adalah aku diminta untuk mengerjakan hal-hal yang aku sukai.
Aku sangat suka membaca novel, mendengarkan musik, dan yang paling kusukai adalah menulis.
Menulis adalah hobiku sejak dulu dan sempat kutinggalkan ketika aku terpuruk kehilangan. 

Pada akhirnya aku berhasil menuliskan  kisahku ini dengan baik. Semua ini karena bimbingan Ruang Pulih yang aku ikuti sehingga aku bisa semakin pulih dan semakin kuat. Terima kasih IIDN yang telah menjembatani semua ini. Aku ingin menjadi manusia yang siap menyambut masa depan dengan bahagia. Bukan manusia yang tinggal dalam kenangan dan menutup mata pada kenyataan. Heal the past, live in the present and dream for the future. 

Itulah kisah dari Mbak Triana Dewi. Dibuat menangis membaca kisahnya. Buku ini masih menceritakan 24 kisah lainnya, baik itu pengalaman langsung penulisnya maupun pengalaman orang lain yang diceritakan kembali. 

Buku Antologi Pulih

Buku Antologi Pulih, dokumentasi IIDN


Judul : Pulih
Terbit : Agustus 2020
Penerbit : Wonderland Publisher
ISBN : 978-623-7841-76-0
Harga normal : Rp 100.000,00
Harga PO : Rp 95.000,00


Flyer PO buku Antologi Pulih Batch 2, dokumentasi IIDN.

Saat ini buku Antologi Pulih sudah memasuki pre-order yang kedua. Bagi yang ingin memesannya boleh menghubungi Opi di nomor 082113238591.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Mengolah Tapai Singkong Menjadi Bolu Yang Lezat Dan Lembut? Yuk, Intip Resepnya!

Mencoba Resep Agar-agar Marie Lapis Milo untuk Pertama Kalinya

Stonehenge, Monumen Prasejarah di Wiltshire yang Patut Kamu Kunjungi Saat Berlibur di UK